Labels

Minggu, 25 Desember 2022

Libur Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2022/2023


 

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Menindaklanjuti Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Islam nomor : B-1336/DJ.I/Dt.I.I./PP.00/06/2022 tanggal 03 Juni 2022 tentang "Kalender Pendidikan Madrasah Tahun Pelajaran 2022/2023" Pada Madrasah, dapat disampaikan sebagai berikut :

  1. Penerimaan Rapor Semester Ganjil Kelas 1-6 MI Sururiyah tanggal 23 Desember 2022
  2. Libur Akhir Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2022/2023 mulai tanggal 26 Desember - 31 Desember 2022
  3. Masuk Efektif Kegiatan Belajar Mengajar Semester Genap Tahun Pelajaran 2022/2023 tanggal 2 Januari 2023
  4. Diharapkan selama libur semester dapat memanfaatkan waktu secara efektif untuk menyusun persiapan program pembelajaran TP 2022/2023

Demikian atas perhatian dan kerjasama diucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

 

 

 

 

 

 

 Download  Kaldik 2022/2023 : Download Kaldik 2022/2023

Kamis, 15 Desember 2022

NILAI RAPOR YANG SERING JADI PERDEBATAN


Banyak sekali yang memperdebatkan soal Hasil Nilai Rapor, terutama adalah para Orang tua dari siswa tersebut. Banyak juga yang beranggapan kalau Nilai rapor itu juga tidak penting, dan masih banyak lagi. 

Jika rangking ini memang ga penting, lalu buat apa ada kejuaraan ini, turnamen itu, olimpiade ini, dan beragam lomba lainnya ? Bukannya hasil dari semua itu adalah rangking juga ?  Mengapa rangking di bidang non akademis menjadi sesuatu yang ‘wah’, trus prestasi di bidang akademis jadi persoalan ? Menurut aku pribadi, nih, ya. Rangking ini tetap perlu di adakan, dengan tujuan untuk memotivasi siswa untuk lebih giat dalam belajar.  Tetapi, yang menjadi problem di sini adalah kecendrungan para orang tua yang justru mengkotak-kotakkan kemampuan anak-anak hanya terbatas pada rangking sekolah. Anak yang rangking itu pintar, anak yang ga rangking itu bodoh.

Sumber: https://www.hanapibani.com/2021/12/tentang-rapor-anak-dan-rangking-yang-di-perdebatkan.html?m=1#gsc.tab=0
Konten adalah milik dan hak cipta hanapibani.com

Jika rangking ini memang ga penting, lalu buat apa ada kejuaraan ini, turnamen itu, olimpiade ini, dan beragam lomba lainnya ? Bukannya hasil dari semua itu adalah rangking juga ?  Mengapa rangking di bidang non akademis menjadi sesuatu yang ‘wah’, trus prestasi di bidang akademis jadi persoalan ? Menurut aku pribadi, nih, ya. Rangking ini tetap perlu di adakan, dengan tujuan untuk memotivasi siswa untuk lebih giat dalam belajar.  Tetapi, yang menjadi problem di sini adalah kecendrungan para orang tua yang justru mengkotak-kotakkan kemampuan anak-anak hanya terbatas pada rangking sekolah. Anak yang rangking itu pintar, anak yang ga rangking itu bodoh.

Sumber: https://www.hanapibani.com/2021/12/tentang-rapor-anak-dan-rangking-yang-di-perdebatkan.html?m=1#gsc.tab=0
Konten adalah milik dan hak cipta hanapibani.com

Jika rangking ini memang ga penting, lalu buat apa ada kejuaraan ini, turnamen itu, olimpiade ini, dan beragam lomba lainnya ? Bukannya hasil dari semua itu adalah rangking juga ? 

Mengapa rangking di bidang non akademis menjadi sesuatu yang ‘wah’, trus prestasi di bidang akademis jadi persoalan ? 

"Tetapi, yang menjadi problem di sini adalah kecendrungan para orang tua yang justru mengkotak-kotakkan kemampuan anak-anak hanya terbatas pada rangking sekolah. Anak yang rangking itu pintar, anak yang ga rangking itu bodoh."

Pemikiran seperti itu justru yang harus dibuang dalam pikiran kita. Aku setuju dengan pendapat salah satu komentator di atas, “... anak ga rangking bukan berarti bodoh, kan ?” Ini benaaar. Tapi jangan lantas mengharamkan pemberian rangking dalam rapor anak. 

Karena nyatanya, pemberian beasiswa pendidikan untuk siswa di sekolah juga berdasarkan rangking, kan?

seharusnya kita lebih konsentrasi sama pembentukan karakter anak. Gimana caranya agar anak tetap low profile sekalipun dia juara, gimana caranya anak gak down disaat dia gagal. Gimana caranya menanamkan pikiran positif kepada anak agar gak iri dengan prestasi temannya. Gimana caranya anak bisa menemukan bakat istimewa pada dirinya. Gimana caranya meyakinkan anak bahwa apa pun yang dia lakukan, dia tetap berharga bagi orang tuanya.

Ketika mau terima rapor, kebanyakan anak bertanya, "Ayah, kalo Aku ga juara lagi gimana ?" Sebagai Orang tuanya sebaiknya genggamlah tangannya erat, tatap matanya lembut kemudian Katakan, "juara atau enggak Kamu di sekolah, bagi Ayah dan Bunda Kamu selalu juara di hati Ayah dan Bunda. Ayah tetap bangga dengan Kamu karena Kamu sudah rajin belajar, rajin ibadah dan jadi anak yang baik hati. Ayah gak akan kecewa karena Ayah tahu Kamu udah melakukan yang terbaik. Jadi Kamu jangan pernah merasa sedih, ya, Nak." Walaupun dihati kecil kedua orang tua tetap sangat menginginkan anak nya menjadi juara. Yang terpenting adalah anak-anak menikmati proses belajarnya di Madrasah. Dia merasa nyaman dan tidak terbebani. Jika dia dapat rangking Alhamdulillaah, kalo tidak ya tidak masalah.

 

 

 

 

 

Sumber : www.hanapibani.com

Jumat, 02 Desember 2022

VISITASI IMPLEMENTASI TINDAK LANJUT HASIL AKMI TAHUN 2022

Pada hari Kamis, Tanggal 01 Desember 2022 MIS SURURIYAH Menyambut kedatangan Ibu Irma Irayanti dari Sulawesi Tenggara sebagai visitor tindak lanjut hasil AKMI (Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia). Visitasi dimaksud sebagai tindak lanjut dari kegiatan AKMI yang diselenggarakan beberapa waktu yang lalu untuk mengetahui sejauh mana madrasah sasaran AKMI dalam menyikapi hasil AKMI.

AKMI merupakan asesmen kompetensi bagi peserta didik madrasah yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI untuk mengukur kompetensi peserta didik madrasah dalam literasi membaca, literasi numerasi, literasi sains dan literasi sosial budaya. Adapun tujuan AKMI adalah untuk mengukur kompetensi peserta didik madrasah pada keempat literasi tersebut. Sasaran AKMI adalah peserta didik di madrasah kelas 5 MI.

Penyelenggaraan AKMI dilatar belakangi oleh masih rendahnya mutu pendidikan dan kompetensi literasi yang dimiliki peserta didik madrasah. Diharapkan dengan adanya AKMI mutu pendidikan dapat meningkat dan dengan kompetensi literasi peserta didik madrasah dapat mengalami perbaikan.

Dari pelaksanaan AKMI diperoleh hasil bahwa secara umum literasi membaca peserta didik MI Sururiyah masih pada level Dasar, dan literasi yang lain sudah pada level Cakap. Dari hasil yang diperoleh, perlu adanya tindak lanjut yang bersifat segera dan urgen, yaitu pada literasi membaca. Disampaikan guru kelas 5, Bapak M. Muchlis saat presentasi hasil AKMI di depan visitor AKMI.

“Dari rekapitulasi hasil pelaksanaan AKMI, bahwa peserta didik MI Sururiyah masih rendah pada literasi membaca, yaitu masih berada pada level dasar, dan ini harus segera ditindak lanjuti agar ke depannya kompetensi literasi membaca ini mengalami peningkatan.” Ujar Visitor.

Saran dari visitor, dalam hal ini Ibu Irma Irayanti, mengatakan bahwa banyak hal yang bisa dilakukan oleh pihak madrasah untuk mengatasi rendahnya kompetensi literasi membaca peserta didik, diantaranya yaitu dengan diadakannya pojok baca di setiap kelas, pemilihan model pembelajaran yang variatif sehingga mengurangi kejenuhan peserta didik dalam proses pembelajaran di ruang kelas.

“Untuk mengatasi rendahnya level literasi membaca peserta didik, madrasah dapat menyediakan “pojok baca” bagi peserta didik, untuk membiasakan peserta didik gemar membaca. Dan pembiasaan membaca ini harus dimulai dari kepala madrasah, guru-guru, sehingga dapat memotivasi peserta didik, dan perlunya dikembangkan model-model pembelajaran yang variatif sehingga tidak monoton. Bisa juga dengan menyuruh peserta didik untuk membawa 1 buku sebagai bahan bacaan mereka di pojok baca, sehingga memungkinkan mereka untuk gemar membaca bermacam-macam buku yang berbeda-beda. Dengan demikian harapan untuk meningkatkan kompetensi literasi membaca dapat diwujudkan,“ harapnya.

Visitasi diakhiri dengan ramah tamah dan foto bersama guru-guru MI SURURIYAH. Harapan dari kegiatan visitasi tindak lanjut Hasil AKMI ini adalah meningkatnya kompetensi peserta didik dan kualitas pendidikan madrasah.


























Tag Terpopuler